Meriahnya Lomba Memperingati Hari Kartini di BSIP Yogyakarta
Jumat pagi (27/04/2024) bertempat di Auditorium BSIP Yogyakarta puluhan ibu-ibu Darma Wanita Persatuan (DWP) BSIP Yogyakarta berpakaian kebaya dan pakaian tradisional melaksanakan kegiatan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Kartini 2024. Peringatan Hari Kartini tahun 2024 dengan tema ” Meneladani Semangat RA Kartini Membangun Negeri” dipimpin langsung oleh Ketua DWP BSIP Yogyakarta Ibu Endang Soeharsono.
Dalam sambutannya Ketua DWP BSIP Yogyakarta menyampaikan peringatan hari Kartini merupakan momentum bagi para wanita Indonesia untuk tidak sekedar mengenang sosok RA Kartini. Tapi juga bisa mengambil hikmah dari nilai dan perjuangan Raden Ajeng Kartini yang patut diteladani. RA Kartini sangat berjasa dalam mengangkat derajat kaum perempuan di Indonesia. RA Kartini, seorang tokoh yang hidup pada awal abad ke-20, memimpin perjuangan untuk memberikan hak pendidikan dan kemerdekaan kepada perempuan. Pemikiran-pemikirannya tentang kesetaraan gender, kemandirian, dan pendidikan telah menjadi landasan bagi kemajuan sosial dan ekonomi perempuan Indonesia.
RA Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara. RA Kartini adalah putri dari Raden Mas Sosroningrat yang menjabat sebagai Bupati Jepara. Silsilah RA Kartini dapat ditelusuri hingga Hamengkubuwana VI. Ayah RA Kartini juga keturunan Majapahit. RA Kartini memiliki "darah santri" selain darah biru. Ibunya, MA Ngasirah, adalah putri dari Kyai Haji Madirono dan Nyai Hajjah Siti Aminah, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Sebagai putri keturunan raja, Kartini menguatkan dirinya dengan mengaji dan belajar agama dan spiritual. Yang dikenal sebagai guru mengkaji agama dan mendalami spiritual adalah KH Muhammad Sholeh bin Umar (Kyai Haji Sholeh Darat) dan kakak kandungnya sendiri, RM Sosrokartono. Kartini tidak ingin hanya belajar lafaz dan ejaan saja, tapi juga mendalami isi, mutiara hikmah dan penerapan dari kitab suci yang dipelajarinya. Hubungan murid-guru antara Kartini dan Mbah Sholeh Darat ini telah ditulis dalam novel bertajuk “The Chronicle of Kartini: Gadis Ningrat Pengubah Wajah Wanita Jawa dan Pencetus Sekolah Wanita Pertama”.
Kartini dikenal sebagai wanita Jawa yang menguasai bahasa Belanda, Perancis, Inggris dan Arab. Surat-surat Kartini tentang kemerdekaan belajar dan kesetaraan pendidikan sudah terpublikasikan rapi dalam “Door Duisternis tot Licht” atau “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Ada dua buku berjudul “Brieven aan Mevrouw R.M. Abendanon-Mandri en Haar Echtgenoot Met Andere Documenten” yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul “Surat-Surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya” yang mengilhami inspirasi pergerakan kaum perempuan di Indonesia.
Karena segala jasanya, nama Kartini kini dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia. Kartini juga dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Selain itu, Kartini dikenal sebagai pelopor pembebas Indonesia yang pertama kali menuntut agar perempuan dibebaskan dari ketidakadilan dan diskriminasi gender. Melalui Keputusan Presiden RI Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, menetapkan Kartini sebagai pahlawan kemerdekaan nasional dan menetapkan hari lahir Kartini sebagai hari besar yang dikenal dengan Hari Kartini.
Acara peringatan hari Kartini dilanjutkan dengan lomba keserasian busana Kartini dan merangkai sayuran yang berlangsung dengan meriah. Keluar sebagai juara busana paling serasi adalah Ibu Yuni, Ibu Sutarti dan Ibu Maya Vitra. Dalam lomba merangkai sayuran, tampil sebagai pemenang adalah Tim Penyuluh, Tim Perpustakaan dan Laboratorium dan Tim Penerap Standar Pertanian.
Semangat Kartini, Bangkitlah Perempuan Indonesia…
@Rhoesty