
Berkenalan Dengan Gembolo : Pangan Fungsional Pengganti Karbohidrat
Gembolo atau yang dikenal dengan nama kentang udara (Dioscorea Bulbifera L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di dalam Hutan Tropis, seperti di Asia dan Afrika. Gembolo merupakan tumbuhan dioecious, tahunan, herba yang hidup dengan cara menjalar/merambat dengan panjang mencapai 7 – 10 m. Gembolo banyak ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia dengan nama jebubuk basu, jebubuk endog, huwi buah, huwi blicik. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.800 mdpl. Gembolo merupakan komoditas tanaman pangan yang mudah dibudidayakan bahkan saat off-season. Apabila dibudidayakan, areal pertanaman gembolo dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan, lahan naungan maupun lahan marginal. Tanaman gembolo apabila dipelihara dengan baik dapat tumbuh sepanjang tahun.
Gembolo memiliki dua jenis umbi yaitu umbi utama yang berada di dalam tanah dan Umbi yang berada disetiap buku batang dan daun yang dikenal dengan umbi udara (bulbil). Umbi utama berbentuk bulat, besar dengan rambut akar yang pendek dan kasar, sedangkan umbi udara memiliki ukuran bervariasi dengan permukaan halus dan tidak berambut akar. Daging umbi gembolo berwarna kekuningan dengan tekstur lebih keras jika dibandingkan kentang pada umumnya.
Umbi gembolo saat ini masih dikenal sebagai umbi inferior meskipun memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi (19,8%) dengan glukomanan sebagai kandungan polisakarida utamanya. Glukomanan merupakan serat larut air yang banyak memiliki manfaat bagi kesehatan di antaranya : sebagai prebiotik, menurunkan kolesterol darah, memperlambat penyerapan glukosa, menurunkan indeks glikemik. Dengan berbagai manfaat tersebut dan meskipun rasa gembolo tidak seenak kentang yang sudah familiar di lidah masyarakat, namun umbi gembolo berpotensi mensubstitusi kentang maupun sumber pangan karbohidrat lainnya.