Siswa SMAN 2 Yogyakarta Belajar Pertanian Ramah Lingkungan di BSIP Yogyakarta
Dalam rangka mengembangkan talenta dan kemampuan berfikir kritis peserta didik di bidang agroteknologi, melalui kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila),
SMA Negeri 2 Yogyakarta mengadakan kunjungan ke BSIP Yogyakarta untuk belajar pertanian ramah lingkungan dan layanan laboratorium. Kunjungan dilaksanakan pada hari Selasa 27 Agustus 2024 bertempat di Ruang Auditorium BSIP Yogyakarta dan Taman Agro Standar dengan peserta sebanyak 96 peserta didik didampingi 4 orang guru pendamping. Agenda acara meliputi pembukaan, paparan materi oleh narasumber dan observasi lapangan.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang mengamati dan mencari solusi mengenai masalah-masalah yang ada di sekitar. Melalui proyek ini, peserta didik diberi kesempatan untuk mempelajari isu-isu penting sehingga mereka dapat melakukan aksi nyata untuk menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. P5 memiliki berbagai manfaat untuk peserta didik, yaitu: 1) Memperkuat karakter peserta didik dan mengembangkan kompetensi mereka untuk menjadi warga dunia yang aktif, 2) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan terkait penyelesaian isu, 3) Melatih kemampuan problem solving dalam berbagai situasi belajar, 4) Menunjukkan tanggung jawab dan kepedulian akan lingkungan sekitar dan 5) Membuat peserta didik lebih menghargai proses belajar dan bangga akan hasil pencapaian yang telah mereka upayakan dengan optimal. Dengan adanya P5, peserta didik menjadi terinspirasi untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Acara kunjungan diawali dengan sambutan Guru Pendamping SMA 2 Yogyakarta, Sukinah, S.Pd.. dilanjutkan sambutan oleh Ketua Tim Kerja Diseminasi SIP BSIP Yogyakarta, Agung Iswadi, S.Si, M.Si yang menyampaikan ucapan selamat datang sekaligus menjelaskan tugas fungsi dan layanan BSIP Yogyakarta. Tugas dan fungsi BSIP Yogyakarta adalah penerapan dan pengujian serta diseminasi standar instrumen pertanian ke pengguna. Informasi terkait Layanan Prima BSIP Yogyakarta, inovasi standarisasi dan pembangunan pertanian yang dikembangkan serta pengujian dan penerapan inovasi dan teknologi pertanian terstandar di BSIP Yogyakarta termasuk layanan laboratorium diuraikan kepada peserta didik. Selanjutnya dilakukan pemaparan materi dan diskusi bersama narasumber.
Paparan materi pertanian ramah lingkungan dan kegiatan taman Agrostandar disampaikan oleh penanggungjawab kegiatan Taman Agro Standar (TAS) Dr. Fibriyanti, SP, M.Si. Materi mencakup definisi dan tujuan penerapan pertanian ramah lingkungan. Prinsip dasar pertanian ramah lingkungan meliputi 9 elemen yaitu 1) Keanekaragaman Hayati, 2) Kesehatan Tanah, 3) Rotasi Tanaman, 4) Penanaman Pendamping, 5) Pengendalian Hama Secara Alami, 6) Konservasi Air, 7) Secara Ekonomi Menguntungkan, 😎 Secara Sosial Dapat Diterima dan 9) Lingkungan Tetap Terjaga. Perbaikan agroekosistem melalui penggunaan pupuk organik, bahan pembenah tanah, agensia pengendali hayati untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Keuntungan yang diperoleh konsumen adalah produk pangan yang sehat dan bebas dari residu pestisida.
Penerapan pertanian ramah lingkungan di BSIP Yogyakarta meliputi penggunaan pupuk organik, introduksi dan konservasi predator alami, dan penanaman refugia. Persiapan lahan dilakukan sekaligus dengan pemberian bahan organik dan jamur protagonis Trichoderma sp., Jamur Trichoderma sp. adalah organisme pengurai yang dapat berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman serta menghambat pertumbuhan dan penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman. Untuk pemeliharaan tanaman diberikan pemupukan berimbang sesuai kebutuhan tanaman. Aplikasi Agensia Pengendali Hayati (APH) juga dilakukan diantaranya menggunakan Beauveria bassiana, Bacillus subtilis, Gliocladium sp., Nomuraea rileyi, Pseudomonas fluorencens (Pf), Trichoderma harsianum, dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Selain itu juga dipasang perangkap serangga berupa likat kuning, likat biru dan tanaman refugia untuk mengendalikan serangan hama ulat yang berasal dari siklus perkembangbiakan serangga pada tanaman utama. Diskusi dilakukan peserta didik dari SMA 2 Yogyakarta secara aktif. Materi pertanyaan meliputi dampak buruk pestisida, pentingnya rotasi tanaman, pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organik, dan penyebab warna bunga bisa menarik serangga.
Kunjungan lapang dilakukan per kelompok ke lokasi TAS. TAS dengan kegiatan dan display urban farming, budidaya tanaman sayuran (selada, bayam brasil, kangkung, seledri) sistem hidroponik sistem NFT (Nutrient Film Technique), bucket dan rakit apung (floating raft), tumpangsari tanaman pangan kacang tanah-jagung Jakarin 1 toleran kekeringan, ubikayu (Rengganis, Gajah, Bimoseno), umbi gembolo (“air potato”) dan budidaya hortikultura nanas, pisang kepok Tanjung serta budidaya melon dan tomat di screen house dengan penggunaan irigasi sprinkler dan irigasi tetes. Proses pembuatan asap cair berbahan baku limbah sekam padi, POC, pupuk biosilika juga dijelaskan secara rinci oleh penerap dan penyuluh pertanian BSIP Yogyakarta. Para peserta didik merasa puas dengan hasil kunjungan lapang karena memperoleh banyak ilmu tentang penerapan pertanian ramah lingkungan.
EIC: R., Sng