Pompanisasi Kementan Siap Antisipasi Agar Program PAT Padi Tidak Berhenti
Jelang Musim Kemarau di Kulon Progo, Pompanisasi Kementan Siap Antisipasi Agar Program PAT Padi Tidak Berhenti
Program pompanisasi dan optimalisasi jaringan irigasi diharapkan mampu mendukung peningkatan Perluasan Areal Tanam (PAT) padi sehingga produksi padi meningkat sebagai antisipasi ancaman darurat pangan. Percepatan PAT melalui perpompaan adalah strategi atau program yang bertujuan untuk memperluas lahan pertanian produktif dengan memanfaatkan sistem irigasi yang efisien, terutama dengan menggunakan pompa air. Kementerian Pertanian menargetkan percepatan pemasangan pompa di lahan-lahan tadah hujan di Pulau Jawa yang masih mengalami kekeringan akibat dampak El Nino yang berkepanjangan. Program yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian didukung Kementerian Pekerjaan Umum, TNI dan Polri ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan khususnya padi mendukung ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian berupaya memaksimalkan penyaluran air untuk mengamankan setidaknya 1 juta hektare lahan pertanian, dengan 500.000 hektare di Pulau Jawa dan 500.000 hektare di luar Pulau Jawa, termasuk di Kabupaten Kulon Progo untuk produksi pangan.
Pada hari Kamis, 16 Mei 2024, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama penyuluh BSIP Yogyakarta, penyuluh pendamping BPP Samigaluh dan Kodim 0731/Kulon Progo menyerahkan bantuan hibah pompa air ukuran 3 inchi dari Ditjen PSP Kementerian Pertanian kepada tiga kelompok tani dari Kapanewon Samigaluh. Tiga unit pompa air yang diserahkan merupakan bagian dari 29 unit bantuan pompa air yang akan diterima oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo yang kemudian diberikan kepada kelompok tani di Kulon Progo. Data target PAT Kabupaten Kulon Progo hasil kesepakatan realisasi PAT dan target PAT mencakup lahan seluas 907 ha. Berdasar pengajuan CPCL diajukan sebanyak 30 unit pompa dan 4 paket irigasi perpompaan.
Kelompok tani penerima bantuan hibah pompa air berasal dari Kapanewon Samigaluh yaitu Kelompok Tani Melar Dusun Ketaon, Kalurahan Gerbosari, Kelompok Tani Akur Dusun Pengos A, Kalurahan Gerbosari, dan Kelompok Tani Sumber Lestari Dusun Pagotan, Kalurahan Purwoharjo. Pada saat ini, kondisi pertanaman padi di 3 kelompok tani tersebut, lahan dalam kondisi mendekati panen, sebagian sudah dipanen dan membuat pembibitan padi sistem uritan dengan benih padi bantuan BSIP Yogyakarta. Dengan adanya bantuan pompa ini, daerah yang berada diatas aliran sungai Tinalah yang tidak teraliri dari sumber air sungai dapat terus melaksanakan penanaman padi dengan sistem pompanisasi. Setelah penyerahan bantuan dilakukan, berdasar ujicoba petani dalam penggunaan BBM untuk pompa ini terungkap wacana tentang penggunaan alat konventer dari BBM ke LPG yang dipasang di pompa tanpa merubah settingan pompa. Alat ini terbukti mampu menghemat biaya pengeluaran untuk BBM hingga 60-70% sehingga efisien dalam biaya produksi.
Sistem irigasi pertanian melalui implementasi pompanisasi akan mengairi sawah-sawah yang saat ini hanya dapat ditanami satu kali setahun, meningkatkan indeks pertanaman menjadi dua atau bahkan tiga kali tanam dalam setahun. Kelompok tani penerima bantuan diharapkan dapat mempergunakan, merawat dan menjaga pompa air yang diberikan untuk mendukung ketahanan pangan di Kulon Progo.