Implementasi Konsep Zero Waste dan Optimalisasi Kelembagaan Ekonomi Petani
Melalui Kegiatan Regenerative Agriculture
Pada hari Kamis, 4 April 2024 telah dilakukan monitoring pendampingan dan sosialisasi kick off kegiatan Regenerative Agriculture Tahun 2024. Sosialisasi kegiatan dilakukan di Balai Desa Kemudo Kecamatan Prambanan diiikuti oleh perwakilan PT. Sari Husada Generasi Mahardika (SGM) Yogyakarta, Yayasan Gita Pertiwi, BSIP Yogyakarta, Pemerintah Desa Kemudo dan Desa Sanggrahan, Gapoktan, Bumdes, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kemudo, perwakilan Kelompok Tani dan mahasiswa KKN UNS. Regenerative Agriculture atau pertanian regeneratif adalah pertanian yang berprinsip meningkatkan kualitas lahan pertanian dengan rehabilitasi dan revitalisasi seluruh ekosistem, seperti tanah dan air. Praktik pertanian ini menitikberatkan kepada manajemen air, penggunaan pupuk, dan mempertahankan keragaman biologis untuk menciptakan lahan pertanian yang sehat.
Acara dibuka oleh Direktur Yayasan Gita Pertiwi yang menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan Regenerative Agriculture (Reg Agri) pada tahun 2023 yang direspons dengan sangat baik oleh petani di Desa Kemudo dan Desa Sanggrahan. Hasil yang diperoleh pada tahun 2023 meliputi : 1) Formulasi Pupuk Organik Berbasis Sludge (BSIP Yogyakarta) yang meliputi uji mutu di lab, uji efektivitas, dan uji desiminasi/demplot 2 ha di Kemudo dan Sanggrahan, dan 2) Perluasan Penerapan Reg Agri di lahan seluas 10,14 ha di Kemudo, demplot cabe sehat untung, kebun gizi keluarga dan lingkungan (KWT). Testimoni petani menyebutkan bahwa penggunaan pupuk organik berbasis sludge pada MT II 2023/2024 mampu meningkatkan produktivitas padi Srinuk sebesar 4% dan jagung Bisi-2 sebesar 9%.
Pada tahun 2024, pelaksanaan kegiatan akan dilanjutkan dengan fokus utama penerapan program Reg Agri dengan mandiri pupuk organik sludge untuk peningkatan pendapatan petani. Tujuan kegiatan adalah membangun kemandirian petani Kemudo dan Sanggrahan dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik berbasis potensi lokal, serta peningkatan penerapan Reg Agri yang mampu meningkatkan pendapatan petani. Implementasi kegiatan diwujudkan dalam tiga aktivitas yang meliputi : 1) Meningkatkan level budidaya sehat di lahan seluas 15 ha (10,5 ha Kemudo dan 4,5 ha Sanggrahan), penerapan SOP budidaya sehat, dan MoU dengan offtaker (pasar pangan sehat), 2) Produksi dan aplikasi pupuk sludge melalui lembaga yang berkompeten yaitu lembaga petani di 2 desa, serta realisasi bisnis plan pupuk sludge 60 ton, dan 3) Budidaya jagung Pulut URI 1 untuk digunakan sebagai benih. Pihak PT. SGM melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) telah membantu menyediakan mesin pengaduk (molen) untuk mempercepat proses produksi pupuk.
Kegiatan budidaya dan perbenihan jagung pulut URI-1 disosialisasikan oleh Kepala BSIP Yogyakarta.
Disampaikan keunggulan jagung pulut URI-1 sebagai bahan pangan diantaranya masa panen lebih cepat, harga lebih tinggi dari jagung pakan, cita rasa enak, lebih gurih, lebih pulen, rendah gula dan lembut, pemeliharaan mudah dan efisien kebutuhan pupuk, kadar amilopektin tinggi (90%) yang memberi rasa gurih, dan potensi kreasi pangan baru berupa beras jagung instan, bubur jagung instan, marning, chip, kue dan sebagainya. Teknik budidaya dapat dilakukan dengan penerapan teknologi Tajarwo (tanam jajar legowo), aplikasi pupuk organik sludge, pengairan optimal dan pengendalian OPT (ulat grayak). Pemasaran hasil dapat dikerjasamakan dengan UMKM lokal dan mitra binaan PT. SGM.
Pada akhir kegiatan sosialisasi dilakukan penyerahan bantuan benih jagung pulut URI-1 secara simbolis oleh Kepala BSIP Yogyakarta kepada Gapoktan Desa Kemudo, Babinsa Desa Kemudo dan Gapoktan Desa Sanggrahan.
@Roesty-journalist